DAAR EL FALAAH
Pesantren Modern Terletak Di Mandalawangi Pandeglang Banten "tampilan baru 2013"
Minggu, 27 Januari 2013
Info Pendaftaran Siswa Baru 13-14
Pendaftaran dibuka setiap hari Pukul 08.30 s.d 16.00 Tes Seleksi calon santri dilakukan pada hari sabtu dan Ahad (tes lisan dan mengikuti tes tertulis) Kelulusan diumumkan langsung setelah mengikuti ujian Daftar ulang dilakukan 1 minggu setelah dinyatakan lulus Pendaftara.
Tes dimulai 01 Febuari 2013
TES LISAN
1. Baca al-Qur'an
2. Imla(MenulisArab)
TES TULIS
1. Matematika
2. Bahasa Indonesia
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Baca al-Qur'an
2. Imla(MenulisArab)
TES TULIS
1. Matematika
2. Bahasa Indonesia
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Dikutip Dari Harian Pelita
Sederet nama terkenal seperti Nurcholis Madjid, H Muhammad Maftuh
Basyuni, KH Hasyim Muzadi, Emha Ainun Nadjib, Din Syamsudin, dan AS
Panji Gumilang adalah para alumni Pesantren Gontor, di Jawa Timur.
Mereka semua telah mampu menginspirasi masyarakat melalui karya-karya
mereka melalui pemikiran, tulisan, dan model kepemimpinan umat.
Begitu pula dengan KH Muhammad Ma’mun, Pengasuh Pondok Pesantren
(Pontren) Dar El Falaah, Pandeglang, Banten yang satu angkatan dengan
Din Syamsudin ketika mondok di Gontor ini telah berkarya melalui
pesantren pada tataran lokal di wilayah Pandeglang, Banten. Para alumni
Pontren Modern Daar El Falaah telah menyebar luas di masyarakat, baik
sebagai teknokrat, ekonom maupun berbagai bentuk pengabdian lain.
“Karena saya alumni Gontor, maka saya banyak mengambil inpirasi dan
langkah-langkah yang telah dilakukan selama mondok. Langkah itu misalnya
kepemilikan pesantren bukan dimiliki oleh pengasuh atau kiainya, akan
tetapi oleh badan wakaf pesantren, sementara dalam pembelajarannya
selain belajar ilmu agama, saya putuskan untuk menginduk ke Kementerian
Pendidikan Nasional,” ujar KH Mumammad Ma’mum kepada Pelita, Rabu
(15/9).
Menurutnya, sistem Gontor bertumpu pada sistem dan tidak bergantung
kepada individu. Dulu banyak pesantren bila pengasuhanya atau kiainya
wafat, maka pesantrennya juga ikut mati. Kehadiran Pontren Dar El
Falaah, kata Muhammad Ma’mun semata-mata untuk memenangkan agama Allah
SWT, karena agama Islam diturunkan Allah untuk dimenangkan.
Muhammad Ma’mun menceritakan setelah aktif di mimbar-mimbar selama 13
tahun melalui metode ceramah, ternyata apa yang disampaikan itu hanya
bertahan satu minggu, selanjutnya para jemaah lupa dengan apa yang
disampaikan.
“Dari situ, saya berfikir untuk menciptakan kader, karena saya punya
pengalaman mondok, akhirnya saya membuat pesantren, kata Muhammad
Ma’mun,” ujarnya.
Namun, untuk memulai mendirikan Pesantren Daar El Falaah, ternyata
tidak semudah yang dibayangkan. Awal berdirinya Daar El Falaah berangkat
dari nol. Pada mulanya hanya memanfaatkan sebidang tanah dari orang
tuanya yang telah diberi izin untuk memanfaatkan lahan tersebut.
Perjuangan mendirikan pesantren harus penuh dengan kesabaran.
Pada tahun 1994, mulai mencari dana untuk pembangunan pesantren,
selama dua tahun berjuang, uang terkumpul mencapai Rp3 juta. Padahal
dana yang dibutuhkan mencapai Rp3,5 miliar.
“Dari situ saya mulai melangkah, dan alhamdulillah pada 1996, dalam
setahun berdiri tiga lokal kelas. Pada mulanya santri berasal dari
Cengkareng empat orang dan satu orang dari Pasar Minggu. Sekarang jumlah
santri telah mencapai 520 orang,” katanya.
Menurut Mumammad Ma’mun, untuk membekali para santri, selain
penguasaan bahasa seperti model Pesantren Gontor, pada tingkatan SMP,
para santri diharapkan dapat menghafalkan Juz Amma serta terjemahannya.
Pertimbangannya adalah banyak siswa selama ini membaca Al-Qur’an tapi
tidak mengetahui artinya.
“Kenapa yang harus dihapal Juz Amma? Karena surat-surat yang biasa dibaca dalam shalat,” ujarnya.
Dengan metode penghafalan seperti itu, pada tingkatan SMP, para
santri sudah dapat memahami apa-apa yang dibacanya. Sementara pada
tingkatan SMA, para santri mulai menghafal surat-surat panjang dengan
artinya. Metode itu tidak ditujukan untuk memberatkan para santri.
“Meski ada kritik atas metode itu, tapi kami berargumentasi belum tentu pada tingkatan kuliah diajarkan,” ujarnya.
Metode itu, kata Mumammad Ma’mun mampu meningkatkan prestasi para santri sehingga banyak yang berprestasi.
Sementara Direktur Pontren Daar El Falaah K Syarif Usman, MA
mengatakan, salah satu keunggulan Pontren Daar El Falaah adalah
mengembangkan kemampuan santri untuk melakukan riset atau penelitian
ilmiah. Salah satu studi yang diajarkan dalam kurikulum pesantren adalah
metode penelitian ilmiah.
“Bila di perguruan tinggi pelajaran itu baru diajarkan pada semester
lima, namun di Daar El Falaah sudah mulai diberikan di Kelas I SMP,”
ujar Syarif.
Metode penelitan ilmiah yang diajarkan pesantren, menurut alumni
Gontor kelahiran Gunung Batu Bogor ini, merupakan mata pelajaran
tersendiri.
Sasaran yang dihendak dicapai, menurut Syarif agar santri memiliki semangat dan gairah untuk melakukan berbagai penelitian.
“Dengan melakukan metode penelitian, dalam belajar para santri
memiliki motivasi yang sangat tinggi, pelajaran apapun bisa dijadikan
bahan penelitian, baik di bidang sosial maupun di bidang MIPA,” katanya.
Dalam bidang MIPA, para santri saat ini sedang menggandrungi biologi
terapan, seperti membudidayakan tanaman obat dan membuat Crude Palm Oil
(CPO) berupa minyak murni.
“Para santri juga diberikan keterampilan tatacara meramu berbagai tanamana agar bisa dimanfaatkan,” katanya.
Meski memiliki fasilitas laboratorium sederhana, namun kata Syarif,
hal itu tidak mengurangi dedikasi dan loyalitas para staf pengajar untuk
memberikan pengabdian terbaik bagi seluruh sivitas akademika Daar El
Falaah.
“Para santri banyak meraih prestasi seperti Lomba Karya Ilmiah Remaja
(LKIR) hampir setiap tahun, prestasi ini telah menjadi kebanggaan
Kabupaten Pandeglang dalam berbagai kompetisi di tingkat provinsi,”
ujarnya.
Daar El Falaah selain memberikan kecakapan hidup, kata Syarif, juga
memperkuat kecakapan mental. Kemampaun mental dalam beriteraksi bagi
para santri sehingga terbentuk produktivitas tinggi, itu dapat terbangun
oleh sistem pesantren dengan dukungan lingkungan yang memadai.
“Semua santri akan merasakan bagaimana dibimbing, dipimpin, dan memimpin,” urainya.
Suasana pendidikan dan pembelajaran di Daar El Falaah tidak terlepas
dari lima jiwa atau panca jiwa, yaitu Jiwa Keikhlasan, Jiwa
Kesejahteraan, Jiwa Berdikari, Jiwa Kebebasan, dan Jiwa Ukhuwah
Islamiyah.(encep azis muslim)
Mengenal Lebih Dekat Daar El Falaah
Berawal dari yang mulia almarhum mama haji darfa yang mempunyai
cita-cita mulia dan suci agar anak bungsunya (falah) bila kelak dewasa
menjadi Kiayi dan ustadz pengayom masyarakat dan penyejuk umat. maka
dimasukanlah ia ke pondok pesantren tradisional. dengan segala
perlengkapan sarana yang serderhana, sesuai dengan keadaan zaman pada
masa itu.namun karena satu dan lain hal, setelah menggali
pelajaran-pelajaran agama melalui sistem sorogan dan watonan (Pemuda
Falah) tidak langsung membina masyarakat dan umat, tetapi ia lebih
tertarik kepada dunia usaha dan perdagangan, mungkin ia berfikir bahwa
untuk menjadi pimipinan umat tidaklah cukup hanya bermodalkan ilmu
pengetahuan saja, namun diperlukan juga adanya kekuatan materi dan
kapital, lebih-lebih ia hidup disuatu kampung dan dusun yang sangat
bersahaja.
perjalanan panjang dan pernugangan dikota jakarta dalam dunia usaha dan perdaganan dilaluinya dengan penuh kesabaran dan sikap tawakkal kepada Allah. dimulai dari usaha kecil-kecilan dengan segala dinamika dan romantika dan dialetikannya, kehadiran Ibunda Hajjah Hindun sebagai pendamping (Pemuda Falah) sungguh sangat berarti dan bermakna sebagai obat penawar hati, menjadi teman tertawa dikala bahagia dan menangis dikala sedih. memang benar rahmat Allah itu sangatlah luas, dari hasil usahanya ia biasa menyisihkan sebagian dalam bentuk tanah dan sawah sebagai bekal perjuangan FISABILLLAH dikampung halaman.
perjalanan panjang dan pernugangan dikota jakarta dalam dunia usaha dan perdaganan dilaluinya dengan penuh kesabaran dan sikap tawakkal kepada Allah. dimulai dari usaha kecil-kecilan dengan segala dinamika dan romantika dan dialetikannya, kehadiran Ibunda Hajjah Hindun sebagai pendamping (Pemuda Falah) sungguh sangat berarti dan bermakna sebagai obat penawar hati, menjadi teman tertawa dikala bahagia dan menangis dikala sedih. memang benar rahmat Allah itu sangatlah luas, dari hasil usahanya ia biasa menyisihkan sebagian dalam bentuk tanah dan sawah sebagai bekal perjuangan FISABILLLAH dikampung halaman.
ditengah perjalanan dan perjuangan dikota jakarta , maka ia (pemuda
falah) teringat kembali kepada keinginan dan cita-cita mulai orangruanya
Almarhum Bapak/Mama Haji Darfa, maka dimasukan putra pertama/sulung
Muhammad Ma’mun ke balai pendidikan Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa
Timur. dan ketika putra sulungnya beranjak dewasa maka disampaikanlah
isi hatinya agar kelah Muhammad Ma’mun berkenan mendirikan ponodok di
Kmapung halaman. keinginan tersebut tentu didengar dan diperhatikan
namun belum ditanggapi dan diresponi. pemuda ma’mun yang hidup di kota
jakarta dengan berprofesi sebagai muballigh penceramah dan guru/ustadz
yang setiap hari keluar majlis ta’lim baik di masjid-masjid dan di
mushola-mushola, begitu pula dikantor-kantor pemerintah dan swasta.
Dalam perjalannya ia teringat kembali dengan pesan orang tuanya yang
berbekal pengalaman selama 14 tahun, berdakwah berbekal ilmu pengetahuan
dari Pondok Modern Gontor, IAIN Syarif Hidayatullah dan Al-Azhar Kairo,
ia mencoba untuk merealisasikan cita-cita dan ahrapan orang tuanya
dibantu oleh adik-adik dan saudara sepupu sebagai tanda bakti dan bukti
ketaatan kepada kedua orang tuanya dan mengharapkan ridho allah.
untuk merealisaskan cita-cita tersebut, mama haji falah menyampaikan
kepada Haji Humaidy Latief (anak menantu) teman kecil di H.Muhammad
ma’mun semasa di Gontor dan teman kuliah semasa di Al-Azhar yang
kebetulan ia telah lebih dahulu menekuni dunia pendidikan (tahun
1980-1984) sebagai guru dan wakil ketua majlis guru di pondok pesantren
Daar El Qolam Gintung, tahun 1984-1997, menjadi guru di SMA Al-Chasanah
Tanjung Duren jakarta Barat tahun 1986-1989, sebagai koordinator bidang
pendidikan di Pondok Pesantren Ash-Shidiqiyah Jakarta Barat, dan tahun
1997-2001 sebagai staf bidang pendidikan di Yayasan Al-Chasanah Jakarta.
Atas pertimbangan-pertimbangan yang mulia maka tercetuslah ide Tri Murti oleh Mama Haji Falah. Yaitu:
1. K.H. Muhammad Ma’mun HF
2. H. Humaidy Latief
3. Siti Khodijah HF
2. H. Humaidy Latief
3. Siti Khodijah HF
Ide tersebut tercetus lantaran diilhami dengan apa yang ada dipondok modern gontor Ponorogo, Yaitu Tri Murti:
1. Almarhum Bpk.K.H. Ahmad Sahar
2. Almarhum Bpk.K.H. Zainuddin Fannany
3. Almarhum Bpk.K.H. Imam Zarkasyi
2. Almarhum Bpk.K.H. Zainuddin Fannany
3. Almarhum Bpk.K.H. Imam Zarkasyi
Pencetus ide ini, mama hai falah tentu memiliki niat baik dan
berpandangan jauh kedepan, mengingat pondok yang akan dibangun ini bukan
pondok tradisional, tetapi pondok modern yang siap menghadapi tantangan
zaman dengan berbagai macam corak dan warna dan bentuknya dan
dibutuhkan kepamimpina kolektif. guna memantapkan langkah dalam
mewujudkan niat baik ini, didirikanlah sebuah yayasan sebagai payung
yang menaungi pesantren yaitu “Yayasan Al-Falah” Dalam pendirian
“Yayasan Al-Falaah” ini melibatkan banyak orang dari berbagai profesi
dan ketrampilan, denga maksud dan harapan agar Pesantren Modern Daar El
Falaah memiliki badan hukum yang resmi.
maka dengan izin ALLAH SWT, mama haji falah menyerahkan sebidang
tanah dijalan raya pari seluas 14.000 m2 sebagai wakaf untuk dijadikan
areal Pesantren Modern Daar El Falaah dan sebidang tanah dikampung
Bangkong. sementara pengurus yayasan menyumbangkan uang sebagai modal
dasar kegiatan yayasan.
perjalanan yayasan al-falaah nampaknya tidak semulus apa yang
diharapkan, banyak halangan danrintangan, maka atas dasar pertimbangan
yang ada H.Muhammad Ma’mun selaku Tri Murti yang paling tua berinisatif
menyampaikan ide dan gagasan kepada H.Humaidy Latief sebagai salah satu
Tri Murti untuk membentuk panitia kecil ayng ebrtugas untuk mengumpulkan
dan dari masyarakan dan majlis-masjlis ta’lim agar pesantren modern
dapat segera dibangun. tentunya gagasan dan ide tersebut dapat diterima
dan disetujui, bahkan mendapatkan restu dari Pendiri Yayasan Mama
H.Falah dan Ibu Hajjah Hindun.
Dengan tenaga dan waktu yang santa terbata, dimulailah kegitan
panitia pembagnan Pesantren Modern Daar El Falaah di Bangkong (sekarang
Kampus 1), panitia kecil ini dipimpin oleh H.Muhammad Ma’mun (Ketua)
H.Humaidy Latief (Sekretaris) Ny.Hj.Nurmatstiah HBR (Bendahara I) dan
Ny.Hj.Farmanah Dewi (Bendahara II).
Perjuangan dan perjalanan panitia kecil ini sangat banyak dimotori
oleh H.Muhammad Ma’mun (salah satu Tri Murti), yang bekerja siang malam
tanpa mengenal lelah dan letih dan tak pernah hitung-hitungan dalam
bekerja, sesuai dengan pesan dan wasiat Bapak KH.Hasan Abdullah Sahal,
salah satu Pimpinan Pondok Modern Gontor Ponorogo, bahwa masing-masing
hendaknya bekerja sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia,
jangan merasa paling anu dan paling anu.. khawatir amal ibadahnya akan
ternodai, tentu siapa yang paling banyak berbuat dan beribadah, maka
insya allah paling banyak pula menerima pahala dan kebaikan dari Allah
SWT.
Alhamdulillah berkat rahmat ALLAH SWT, panitia kecil dapat
merampungkan satu unit bangunan asrama putra yag terdiri dari tiga lokal
dan dua unit kamar mandi (putra-putri), dan satu unit bangunan asrma
putri. tentunya keberhaisaln ini merupakan hasil jerih payah dari semua
pihak, baik pengurus yayasan al-falah, masyarakan dan para dermawan.
Kiranya sunnatullah ebrlaku atas salah seorang Tri Murti, yaitu
Ustadzah Siti Khadijah binti Haji Falah (anak kedelapan putri keempat)
mendapat jodoh pria alumni Pondok Modern Gontor dan Alumni ISID
(Institut Studi Islam Darussalam) GOntor, yatiu Al Ustadz Syarif Usman,
S.Ag. Tentunya bagi Yayasan Al Falah dan Tri Murti serta keluarga besar
Pesantren Modern Daar El Falaah merupakan nikmat dan rahmat dari Allah
SWT, yang sangat besar dan patut disyukuri, karena ia datang dan hadir
disaat kami sangat membutuhkan.
maka sebagai letupan rasa syukur, bersepakatlah yayasan al-falah
dengan Tri Murti memberikan amanah dan jabatan sebagai Direktur
Pesantren Modern Daar El Falaah yang bertanggungjawab penuh terhadap
jalannya kegitan belajar mengajar. Alhamdulillah berkat dan karunia
Allah SWT maka dengan segala kerendahatn hati, Pesantren Modern Daar El
Falaah telah diremikan pembukaan pada Ahad, 3 Agustus 1997, peresmian
dilakukn oleh Kepala Kantor Departemen Agama Wilayah Kabupaten
Pndaeglang, Bapak Tarmidzi Abduh (Alumni GOntor).
Dengan segala penuh harapan, semoga Allah SWT meridhoi amal ibadah Keluarga besar Pesantren Modern Daar El Falaah.
Dengan segala penuh harapan, semoga Allah SWT meridhoi amal ibadah Keluarga besar Pesantren Modern Daar El Falaah.
Visi:
Visi Pesantren Modern Daar El Falaah: Mewujudkan Sumber daya Manusia
yang berkualitas tinggi dalam keimanan dan ketaqwaan, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi serta mampu mengaktualisasikannya dalam
masyarakat.
Misi:
Menyiapkan calon pemimpin masa depan yang menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi mempunyai daya juang tinggi, kreatif, inovatif, proaktif
dan mempunyai landasan Iman dan Taqwa yang kuat. Meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan profesional tenaga pendidikan sesuai
perkembangan dunia pendidikan. Menjadikan Pesantren Modern Daar El
Falaah sebagai lembaga pendidikan Islam, Modern dalam pengembangan IPTEK
dan IMTAQ bagi prototype pendidikan lainnya.
Target:
Kemampuan lulusan Pesantren Modern Daar El Falaah untuk berkiprah
secara dinamis ditengah-tengah masyarakat sesuai peran dan fungsinya.
diterimanya lulusan Pesantren Modern Daar El Falaah di Perguruan Tinggi
yang berkualitas baik di dalam maupun di luar negeri. Diraihnya prestasi
akademi yang baik oleh alumni Pesantren Modern Daar El Falaah selama
belajar di Perguruan Tinggi. Terciptanya kehidupan religius dilingkungan
kampus Pesantren Modern Daar El Falaah yang diperlihatkan dengan
perilaku ikhlas, sederhana, ukhuwah islamiah, mandiri dan bebas
berkreasi. (Panca Jiwa Pondok).
Langganan:
Postingan (Atom)